Harapan Baru, Pengobatan Tuberkulosis Resisten Obat Kini Hanya 6 Bulan

Workshop Kampanye Panduan Pengobatan Baru TBC RO di Semarang.
Sumber :
  • TJ Sutrisno/dok

Mengapa hal itu bisa terjadi? Yeremia menjelaskan, hal tersebut mengingat penularan TBC dapat terjadi melalui udara atau airborne disease, yang kumannya bisa bermutasi menjadi lebih kuat. Tapi penularannya tetap sama, dari batuk, bersin, bicara. 

Bugar di Musim Pancaroba, Tiga Tips Ini Bisa Anda Coba

"Jadi orang yang punya kuman di dalam tubuhnya 3B, ya batuk, bersin, bicara ke orang yang sehat. Pilihannya antara dia sakit, atau kumannya bisa hilang sama sekali. Nah, kalau dia sakit, kumannya itu yang berkembang biak yang bermutasi tadi ya. Dan dia tidak bisa diobati dengan obat-obatan lini pertama, melainkan diobati dengan lini selanjutnya," kata Yeremia.

Lantas, apa dampak jika TBC tidak diobati hingga tuntas? Yeremia menyampaikan, dampak utama adalah kematian, bahkan kematian akibat TBC jumlahnya lebih banyak ketimbang Covid-19.

Tekan Pemborosan Makanan, Agustina Wali kota Semarang Kukuhkan Srikandi Pangan

"Covid baru naik ya tiga-empat tahun terakhir, dan sekarang kita sudah nggak pandemi lagi, sudah endemis. Tapi tuberkulosis tetap jalan, ya 1 juta kematian di Indonesia setiap tahunnya. Kalaupun bisa sembuh, tapi pengobatannya nggak tuntas, menimbulkan kebal, resisten obat, maka diobatinya lebih susah," jelasnya.

Dampak lain yang tak kalah penting, menurut Yeremia, adalah menurunkan produktivitas. Banyak penderita TBC yang kemudian dipecat, diceraikan pasangannya, bahkan diusir dari keluarganya.

Keracunan MBG di Sragen, Gubernur: Sampel Diperiksa

"Jadi tuberkulosis bukan hanya isu kesehatan, tapi juga isu sosial ekonomi. Jadi dampaknya ke mana-mana TBC ini. Maka, kita harus cegah, dengan temukan (penderitanya), obati sampai sembuh (TOSS)," katanya.(TJ)