Ingat! Pendaftaran Magang ke Jepang di Jateng Akan Ditutup 16 Juli 2025, Buruan Daftar

Kabid Disnakertrans Jateng, Masduqi.
Sumber :
  • Dok

Viva Semarang – Pendaftaran magang ke Jepang bagi pemuda Jawa Tengah, segera berakhir pada 16 Juli 2025. Hingga Selasa (8/7/2025), sudah ada 270 orang pendaftar dari kuota 250 orang.

Sebanyak 3.800 Mahasiswa UNS Surakarta KKN Tematik di Seluruh Jateng

Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jateng Masduqi mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali membuka kesempatan magang ke Jepang bagi para muda usia 18-26 tahun, dari 35 kabupaten/kota. Disediakan sekitar 250 kuota pendaftar, yang nanti diberangkatkan ke Negeri Sakura.

Ditambahkan, animo pendaftar dalam program tersebut sangat tinggi. Pendaftaran dimulai pada 14 April - 16 Juli 2025. Hingga Selasa (8/7/2025) sudah ada 270 pendaftar yang melamar. 

Berwisata ke 5 Tempat Sedingin Dieng di Jawa Tengah, Pemandangan Alamnya Menenangkan

Program tu, bebernya, terselenggara berkat kerja sama Pemprov Jateng dengan Kementerian Tenaga Kerja, dan International Manpower Development Organization, Japan, atau IM Japan. 

Masduqi menyebut, pendaftaran untuk program magang ke Jepang tidak dikenakan biaya alias gratis. Selain itu, juga difasilitasi tempat selama tahap seleksi awal, pada 21-25 Juli 2025. 

Kemenaker Survei 11 Daerah di Jawa Tengah Untuk Kaji Regulasi UMK 2026

"Kita memfasilitasi tempat di Pudakpayung, atau kalau sana penuh di BLK Semarang 2. Namun untuk biaya hidup personal itu dikelola atau dibiayai sendiri," tuturnya, Selasa sore. 

Nantinya, seluruh pendaftar akan melalui seleksi ketat. Mulai dari administrasi, uji matematika, kesemaptaan, fisik, dan wawancara. Setelahnya, adapula pemeriksaan kesehatan, pembekalan budaya dan bahasa Jepang, serta tes kemampuan bahasa. 

Masduqi mengatakan, peluang kerja di Jepang sangat luas. Mulai dari perawat lansia, pekerja konstruksi, perakitan elektronika, hingga operator mesin tekstil. Sementara, uang saku yang diperoleh pada tahun pertama, bisa mencapai 120 ribu Yen Jepang atau mendapatkan gaji 13 juta

"Ini karena permintaan tenaga kerja Jepang dari Indonesia itu banyak. Karena mereka senang dengan budaya etos kerja pekerja dari Jawa Tengah dan Indonesia umumnya," tuturnya. 

Diterangkan, para pemagang nantinya berkesempatan bekerja selama tiga hingga maksimal lima tahun. Setelahnya, banyak di antara alumni program tersebut yang membuka usaha mandiri. Sehingga, setelah tidak lagi menjadi pekerja di Jepang, perekonomian keluarga mereka berangsur membaik. 

Adapun, daerah di Jateng yang banyak menyumbang pekerja ke Jepang, di antaranya berasal dari Cilacap, Kendal, Pati, dan sekitarnya. Dia mengungkapkan, jumlah pemberangkatan pemagang dari Jawa Tengah bervariatif.

Pada 2023 tercatat sekitar 474 orang, kemudian pada 2022 sejumlah 189 orang, 2021 tercatat 68 orang, dan terbanyak pada 2019 mencatatkan 1.386 orang. 

Pada Mei 2025, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi pun sempat melepas 1.200 orang yang akan magang ke Jepang

"Setelah itu kabupaten/ kota sendiri-sendiri. Kini tumbuh Lembaga Pelatihan Kerja Sending Operation (LPKSO) sebagai organisasi legal penyalur magang ke Jepang, yang tersebar di seluruh wilayah di Jateng. Setiap tahun kurang lebih memberangkatkan 5.000-8.000 orang ke Jepang," tuturnya. 

Meski peluang kerja ke Jepang relatif aman, namun Masduqi tetap mengimbau agar calon pekerja magang di Jepang tetap waspada. Dia berpesan agar selalu mengecek keabsahan LPKSO melalui laman https://binalattas.kemnaker.go.id. 

Dia juga meminta calon peserta, agar mempersiapkan fisik dan mental secara matang. 

"Doa sing kenceng. Mudah-mudahan diterima, karena itu akan membawa perubahan baik secara ekonomi, harapan yang lebih cerah lagi," kata Masduqi.(TJ)