100 Hari Kerja, Agustina-Iswar Berhasil Wujudkan Capaian-capaian Positif

Agustina-Iswar sampaikan capaian 100 hari kerja.
Sumber :
  • Dok

Viva SemarangAgustina, Wali Kota Semarang didampingi Wakil Wali Kota, Iswar Aminuddin, Sabtu (31/5) memaparkan capaian Program 100 Hari kerja Pemerintah Kota Semarang. Program prioritas Agustina-Iswar ini merupakan implementasi visi misi Kota Semarang yang berfokus pada upaya terwujudnya Semarang yang Berkeadilan Sosial, Lestari, dan Inklusif.

Program Disperkim di 100 Hari Kerja Agustina-Iswar, Ada Bantuan Rumah, RTLH Hingga Infrastruktur

Dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Lokakrida Gedung Balaikota, Agustina menyampaikan bahwa Program 100 Hari ini menjadi fondasi penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang tahun 2025-2029. Pada tahun 2025 ini, yang menjadi fokus utama adalah peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.

"Program 100 Hari ini bukan hanya sekadar target jangka pendek, namun merupakan langkah awal yang terukur untuk mewujudkan visi besar kita. Kami berkomitmen untuk menghadirkan perubahan positif yang dirasakan langsung oleh seluruh warga Kota Semarang," ujar Agustina.

Wujudkan Pajak Berkeadilan dan Transparan, Pemkot Semarang Usulkan Revisi Perda Pajak

Program 100 hari kerja yang dilaksanakan sejak Februari hingga Mei 2025 meliputi lima fokus utama yaitu Semarang Bersih, Pendidikan yang Berkeadilan, Infrastruktur yang Terawat dan Merata, Semarang Sehat, dan Semarang Inklusif.

Menyadari tantangan besar dengan masuknya 850 ton sampah ke TPA Jatibarang setiap harinya, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang mengimplementasikan program "Semarang Bersih" sebagai upaya komprehensif pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Di tingkat hulu, berbagai kegiatan telah digalakkan, termasuk Gerakan Pilah Sampah yang telah diikuti oleh 278.006 (48%) rumah tangga, pembentukan 1.074 unit bank sampah, dan melibatkan 35.411 sumber daya manusia. 

Catat ya Bunda, Kehamilan dan Tambah Usia Bisa Bikin Otot Panggul Lemah, Ini Terapinya

“Upaya ini juga memunculkan side effect positif berupa perputaran ekonomi sekuler dari olah dan pilah sampah yang mencapai Rp. 570.233.661,-, serta berhasil mengelola 221.299 ton sampah,” terang Agustina.

Di tingkat hilir, langkah-langkah yang diambil meliputi pengadaan 18 unit kontainer, 5 unit truk arm-roll, perbaikan 64 unit kontainer, pembangunan 3 TPS baru, dan perbaikan 12 TPS yang tersebar di berbagai lokasi. Berbagai inovasi pengolahan sampah juga tumbuh di masyarakat, seperti Gerakan Semut Mlampah di Semarang Utara, Gumregah di Banyumanik, lomba konten olah sampah di Semarang Barat, pengubahan sampah jadi BBM di Gunungpati, pengolahan sampah plastik jadi paving blok, hingga pembuatan aquarium dari galon bekas.

Halaman Selanjutnya
img_title