Candi Plaosan: Monumen Cinta Abadi di Jantung Mataram Kuno, Rute dari Semarang dan Solo

Candi Plaosan Klaten Jawa Tengah.
Sumber :
  • Instagram @candiplaosanofficial

Viva Semarang, Wisata – Di tengah hamparan sawah yang hijau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berdiri megah sebuah kompleks percandian yang tak hanya memancarkan keindahan arsitektur, tetapi juga menyimpan kisah cinta abadi yang mengharukan. Inilah Candi Plaosan, sebuah mahakarya peninggalan Mataram Kuno yang kerap dijuluki sebagai "candi tanda cinta".

Trail Run Tak Hanya Sekedar Olahraga Namun Juga Gaya Hidup

Jejak Cinta Abadi Dua Pasangan Beda Agama

Keistimewaan Candi Plaosan terletak pada arsitektur dan sejarahnya yang unik. Kompleks ini terbagi menjadi dua bagian utama: Candi Plaosan Lor (utara) dan Candi Plaosan Kidul (selatan). Candi Plaosan Lor adalah candi Buddha yang megah, sementara Candi Plaosan Kidul adalah candi Buddha yang lebih kecil. Keberadaan dua candi ini dalam satu kompleks dipercaya sebagai simbol toleransi beragama yang tinggi pada masa lalu.

Jalan Wiradesa-Kajen Pekalongan Dibeton, permudah Akses ke Destinasi Wisata

Menurut para sejarawan, Candi Plaosan dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Rakai Pikatan, seorang raja Mataram Kuno beragama Hindu, untuk permaisurinya, Pramodhawardhani, seorang putri dari Dinasti Syailendra yang beragama Buddha. Candi Plaosan adalah wujud nyata dari toleransi dan cinta Rakai Pikatan kepada istrinya. Di balik dinding candi ini, terukir relief-relief yang menggambarkan kisah kehidupan, menunjukkan betapa kuatnya ikatan batin antara keduanya, meskipun berbeda keyakinan.

Kisah cinta mereka yang lintas agama menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga saat ini. Candi Plaosan bukan hanya sebuah situs bersejarah, tetapi juga menjadi monumen cinta yang mengajarkan tentang toleransi, pengertian, dan kasih sayang yang tulus.

Solo Raya Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini

Keindahan Arsitektur yang Mempesona

Candi Plaosan Lor, dengan struktur candi utama yang tinggi dan dikelilingi oleh candi-candi perwara yang lebih kecil, memancarkan aura kemegahan. Relief-relief yang menghiasi dinding candi, baik di bagian luar maupun dalam, menampilkan ukiran yang halus dan detail, menceritakan kisah-kisah Jataka atau cerita kehidupan Buddha.

Halaman Selanjutnya
img_title