Ortu Tunanetra Anaknya Ditolak PPDB SMA di Semarang, Wali Kota Angkat Jadi Anak Asuh
Viva Semarang – Seroang anak ortu tunanetra tertolak sekolah di Semarang. Siswa lulusan SMP yang orang tuanya miskin dan tunanetra di Kota Semarang, tertolak PPDB SMA lewat jalur afirmasi. Padahal orangtua siswa itu hanya bekerja sebagai tukang pijat dengan rumah bedeng di sela-sela gang.
Kedua orang tua siswa itu, Warsito (39) dan Uminiya (42) pun menempati rumah dengan cara mengontrak di gang masuk Jalan Gondang Raya Tembalang.
Dengan kondisi itu, maka keluarga Vita Azahra, nama siswa tersebut, bisa masuk kategori P1 (miskin ekstrem) yang masuk kategori yang busa diterima lewat jalur afirmasi dalam sistem PPDB SMA di Jawa Tengah.
Tetapi pada DTKS Kementerian Sosial tercatat sebagai P4 (rentan miskin). Kriteria yang masuk dalam sistem PPDB 2024 pada jalur afirmasi hanya tiga yaitu, P1 (miskin ekstrem), P2 (sangat miskin), dan P3 (miskin). Karena data yang mencatat keluarga Vita Azahra sebagzi keluarga P4 atau rentan miskin maka ia pun tak bisa mendaftar PPDB SMA Negeri.