Kisah Desa Brongkol Menjaga Asa dan Meraih Sejahtera dengan Kopi dan Durian
- TJ Sutrisno
Dengan kualitasnya, kopi Gunung Kelir beberapa kali meraih penghargaan pada kontes kopi tingkat regional maupun nasional. Ini mampu meningkatkan harga kopinya.
"Sehingga, harga kopi di lereng Kelir ini lebih tinggi dibanding yang lain. Saat ini harganya untuk kopi Robusta biji mentah itu 60 ribu hinggg 70 ribu rupiah per kilogram. Itu biji mentah ya, belum diroasting," kata Heru.
Salah satu upaya untuk menjaga kualitas hasil panen kopi Gunung Kelir, kata Heru, semua petani kopi di sini sudah menerapkan petik buah kopi yang sudah merah. Kopi petik merah kualitasnya jauh di atas kopi yang dipetik saat masih berwarna hijau atau semu kekuningan.
"Kopi yang dipetik saat buahnya sudah berwarna merah itu berarti yang sudah tua, sehingga kualitasnya nomor satu," tegasnya.
Hasil yang didapat dari lahan kopi di lereng Gunung Kelir, Desa Brongkol Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang ini lumayan besar. Dalam sekali masa panen, bisa mencapai ratusan ton. Maka jika minimal panen 100 ton saja, nilai yang dihasilkan bisa mencapai 6 milyar rupiah.
"Itu kalau dikumpulkan hasilnya bisa ratusan ton satu desa. Kita juga sudah produksi kopi dalam bentuk biji roasting, juga dalam bentuk bubuk. Kita sudah masuk ke kafe, hotel, dan lain-lain. Pemasaran juga dibantu Astra," kata Heru lagi.
Hasil kopi ini sangat membantu ekonomi dan kesejahteraan warga Desa Brongkol.