Tombol Panik Perlintasan KAI-DJKA: Cara Kerja Inovasi Penyelamat

Petugas tunjukkan alat panic button di perlintasan sebidang.
Sumber :
  • KAI

Viva Semarang – PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Kota Semarang baru saja menguji coba sebuah inovasi penting di perlintasan sebidang Jalan Madukoro (JPL Nomor 6) Semarang pada Kamis (26/6) lalu. Inovasi ini, yang disebut sistem panic button, dirancang khusus untuk meminimalkan risiko kecelakaan di titik rawan rel perlintasan sebidang.

Daftar Kereta Api Murah Berangkat dari Semarang, Harga Tiketnya di Bawah 100 Ribu Rupiah

Ide di balik sistem ini muncul karena tingginya angka insiden antara kereta api dan kendaraan, terutama dengan meningkatnya kecepatan kereta api hingga 120 km/jam di jalur ganda. Selama ini, petugas perlintasan harus mengandalkan cara manual seperti berlari membawa bendera merah untuk menghentikan kereta saat darurat. Namun, dengan sistem baru ini, cukup satu sentuhan tombol untuk mengirim sinyal bahaya langsung ke masinis.

Bagaimana Sistem Panic Button Beroperasi?

Pantas Murah, Daftar Kereta Api yang Mendapat BBM Subsidi dan PSO

Sistem panic button terdiri dari tiga komponen utama yang bekerja secara sinergis:

- Tombol Darurat (Button): Ini adalah titik interaksi utama bagi petugas perlintasan. Tombol ini ditempatkan di pos jaga perlintasan.

Semarang: Menjelajahi Jejak Kereta Api di Dua Stasiun Kembar yang Ikonik

- Panel Kontrol (Panel Box): Perangkat ini berfungsi sebagai pusat kendali yang memproses sinyal dari tombol darurat dan mengaktifkan komponen selanjutnya.

- Lampu dan Sirene Darurat (Emergency Lamp and Buzzer): Ini adalah penanda visual dan audio bagi masinis. Lampu darurat dipasang sejauh 1 kilometer di kedua sisi pos jaga perlintasan. Jarak ini sangat krusial karena mempertimbangkan waktu dan ruang yang dibutuhkan masinis untuk melakukan pengereman darurat secara optimal.

Halaman Selanjutnya
img_title