Pasca Panen Raya, Inflasi Jawa Tengah Masih Terjaga, Beras Penyumbang Utama
- AI
Viva Semarang – Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm) pada Juni 2025, lebih tinggi dari angka nasional (0,19%; mtm). Inflasi Jawa Tengah pada bulan Juni 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (-0,49%; mtm) seiring dengan momentum panen raya yang telah berlalu.
Secara tahunan, inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,20% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 1,87% (yoy). Inflasi tahunan Provinsi Jawa Tengah masih berada pada rentang sasaran inflasi tahun 2025, yaitu 2,5±1%. Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami inflasi.
Inflasi tertinggi berlangsung di Cilacap yang mencatatkan inflasi sebesar 0,43% (mtm).
Inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (andil: 0,23%; mtm) seiring dengan puncak panen raya yang telah berlalu.
Beras menjadi komoditas utama penyumbang inflasi sejalan dengan kenaikan harga gabah pada periode musim tanam. Cabai rawit dan bawang merah juga mengalami kenaikan harga setelah mengalami penurunan cukup dalam pada April-Mei 2025.
Peningkatan harga komoditas hortikultura dipengaruhi oleh pasokan yang terbatas antara lain akibat kemarau basah, permintaan tinggi dari luar Jawa, serta tekanan dari sisi logistik seiring penerapan kebijakan pengurangan angkutan over dimension over loading (ODOL).
Selain itu, harga daging ayam ras dan telur ayam ras juga mengalami peningkatan seiring dengan permintaan yang meningkat.