Puncak Kemarau Sudah Lewat, Tapi 72 Desa di Pati Masih Sulit Dapat Air Bersih
- tvOnenews
Viva Semarang – Saat ini puncak musim kemarau sudah lewat dan memasuki musim hujan. Meski begitu, di masa peralihan musim ini, beberapa daerah di Jawa Tengah warganya masih krisis air bersih.
Satu diantaranya adalah Kabupaten Pati. krisis air bersih dirasakan warga di puluhan desa. Seperti di Desa Klayusiwalan, Kecamatan Batangan, Pati, Jawa Tengah.
Warga mengandalkan pasokan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka begitu datang tangki bantuan air bersih, warga pun langsung menyerbu dan antre air di penampungan
Tapi pasokan air belum cukup, karena dalam satu jam pasokan air sebanyak 6.000 liter langsung habis.
"Ya di sini mengandalkan bantuan dari para donatur, relawan dan pemerintah karena sumber air di sumur dan embung desa sudah mengering. Ini sudah berjalan satu setenga. Air sumur sudah tidak ada, air embung juga nggak ada, sudah kering,” kata Andi, warga, dikutip dari tvOnenews,Selasa (8/10/2024).
Ia menambahkan, jika tak ada pasokan air yang datang, warga harus membeli air isi ulang seharga Rp 4.500 per galon.
Kepala Desa Klayusiwalan, Siswanto mengatakan, ada sekitar 1.300 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kekeringan di desanya.