Debat Pilkada Kudus 2024, Ini Gagasan Bellinda Birton Terkait Terorisme dan Moderasi Beragama
- KPU Kudus
Viva Semarang – Pasangan calon (paslon) Pilkada Kabupaten Kudus 2024 beradu gagasan dalam debat terbuka kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kudus pada Rabu (13/11/2024) malam. Kedua paslon Bupati dan Wakil Bupati Kudus yang tampil yaitu paslon nomor urut 1 Sam’ani-Bellinda, dan nomor urut 2 Hartopo-Mawahib.
Pada debat tersebut kedua paslon menyampaikan gagasan mereka, salah satunya masalah pencegahan terorisme dan optimalisasi moderasi beragama.
Salah satu yang cukup menarik adalah gagasan yang disampaikan Calon Bupati Kudus Bellinda Birton. Dalam upaya mencegah praktik terorisme, Bellinda berpendapat dengan mengurangi keterlibatan individu dalam terorisme dan membangun masyarakat yang lebih aman, damai, dan harmonis.
Sebab upaya pencegahan agar warga Kudus tidak terlibat dalam tindak pidana terorisme, memerlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan banyak pihak. Selain itu juga diperlukan beberapa langkah strategis.
Di bidang moderasi beragama di Kudus, Bellinda mendorong perlu adanya upaya bersama antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat. Melalui pendidikan, dialog, dan kebijakan inklusif, Kudus akan mempertahankan suasana toleransi yang memungkinkan berbagai kelompok agama hidup berdampingan dengan damai.
"Kemudian kami juga menggagas pendidikan karakter dan empati dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang, kepedulian terhadap orang lain, dan sikap terbuka terhadap perbedaan, individu akan lebih sulit terpengaruh oleh ajaran kekerasan,” kata Bellinda.
Ia menambahkan, dalam rangka pencegahan, maka akan dilakukan pengawasan terhadap potensi radikalisasi di lingkungan komunitas, khususnya pada kelompok muda yang rentan terpapar ideologi ekstrem.
Terkait pelaksanaan moderasi beragama di Kudus, Bellinda menilai perlu langkah konkret untuk mencerminkan sikap inklusif dan toleran.
"Maka jika kami diberi amanah memimpin Kabupaten Kudus, maka ada beberapa cara moderasi beragama yang dilaksanakan di Kudus, tentunya dalam implementasinya kami bersinergi dengan tokoh masyarakat, tokoh beragama, tokoh adat, pemuda pemudi dan FKUB,” katanya.
Bellinda mengatakan bahwa Kudus memiliki tradisi kuat dalam menjaga hubungan baik antarumat beragama, terutama antara Islam dan agama-agama lainnya.
“Maka perlu dioptimalkan dialog antaragama, baik dalam bentuk pertemuan formal maupun informal, kerap diadakan untuk mempererat hubungan dan menyelesaikan potensi konflik,” katanya.
Sementara itu, pengamat politik dan kebijakan publik, Yanuar Wijanarko menilai, gagasan Bellinda itu cukup visioner.
“Meski masih usia muda, Bellinda matang dan visioner gagasannya. Dia bisa menuangkan berbagai gagasan terkait sejumlah isu yang ditanyakan panelis.(TJ)