Kisah Pantai Indah di Pemalang, Dulu Primadona, Kini Hilang Ditelan Abrasi dan Rob
- IG pantaiblendung.kramatsari
Viva Semarang, Pemalang – Warga Pemalang Jawa Tengah pernah bangga memiliki pantai indah di tepi Laut Jawa. Pada 2017-2018 adalah masa jaya Pantai Kramatsari, setelah diresmikan sebagai objek wisata pada 1999. Seribuan pengunjung melepas penat di akhir pekan, ada yang mandi di pantai, bermain di wahana air sekitar lokasi. Ada juga yang sebatas jalan-jalan rekreasi bersama keluarga.
Banyaknya kunjungan otomatis mengatrol perekonomian warga sekitar. Mereka membuka warung-warung sederhana untuk melayani urusan makan minum. Warga pun renes alias dapat banyak uang. Roda perekonomian masyarakat pun berputar.
"Bahkan sehari semalam, pas akhir pekan saya pernah dapat Rp 6 juta. Waktu itu harga es teh masih Rp 1.000," kata Harini (45) warga asli Blandong sekaligus pemilik warung yang masih bertahan.
Tapi semua itu kini tinggal kenangan. Sejak 2019, semua berubah. Abrasi dan rob telah menelan bibir pantai sekitar 50 meter. Akibatnya, 33 warung amblas, jalan dan tiang listrik tenggelam, wahana wisata rusak. Singkatnya, pantai wisata Kramat Sari rusak. Kini, tak ada lagi pengunjung wisata karena akses jalan pun tergenang rob.
Warga bukanya tanpa usaha. Tahun 2024 lalu mereka swadaya membangun tanggul di bibir Pantai Kramatsari dengan bambu. Kalakhar BPBD Pemalang Andriadi mengatakan tanggul bambu yang dipasang terbagi menjadi dua. Sebagian bambu ditata dan ditancapkan. Sementara lainya dibuat tanggul berbentuk kandang jangkrik.
"Disebut kandang jankrik karena bentuknya kotak mirip kandang jangkrik. Ini mencontoh yang ada di Demak. Sempat optimis tapi tanggung ini rusak kena gelombang di tahu 2025, sehingga ada muara-muara baru," kata Andriadi.
Babinsa Ulujami, Serka Masrikan mengungkapkan, kondisi abrasi telah merubah kondisi wilayah setempat. Dulunya Blendung wilayah wisata dan perekonomian warga maju maka kini sebaliknya.