Ratusan Hektare Sawah di Demak Kembali Produktif Setelah Sungai Dinormalisasi
- Dok
Taj Yasin menambahkan, Kabupaten Demak yang sebelumnya menjadi penyumbang padi ketiga terbesar di Jateng, sempat turun ke peringkat kelima akibat banjir. Dengan pemulihan ini, ia optimis produksi padi di Demak akan meningkat kembali.
"Tidak hanya di Kecamatan Karangtengah, kami juga melihat keseluruhan di Kabupaten Demak. Mana potensi yang bisa kita kembangkan lagi, kita kembalikan lagi, kita tanam lagi," tegasnya.
Kerugian Rp18 Miliar per Musim Tanam Teratasi
Kepala Distanbun Jateng, Defransisco Dasilva Tavares, menjelaskan bahwa Kecamatan Karangtengah adalah salah satu sentra penghasil padi utama di Demak. Namun, banjir pada awal 2025 menyebabkan 512 hektare lahan sawah terendam, mengakibatkan kerugian sekitar Rp18 miliar per musim tanam.
"Apabila pertanian di Kecamatan Karangtengah didukung ketersediaan air dan kondisi saluran irigasi yang baik, maka dimungkinkan mampu mendorong tanam padi menjadi tiga musim tanam dalam satu tahun," kata Defransisco.
Dengan sinergi ini, potensi pendapatan masyarakat diperkirakan bisa kembali sebesar Rp55,89 miliar. Hingga saat ini, seluas 231,9 hektare lahan sudah berhasil ditanami, dan sisanya sedang dalam tahap persiapan tanam.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, menambahkan bahwa beras adalah salah satu penyumbang inflasi terbesar di Jawa Tengah. Kenaikan harga beras sebagian besar dipicu oleh pasokan yang terganggu akibat banjir.