Banjir di Genuk Semarang Surut, Aktivitas Warga Kembali Normal

Jalan di Trimulyo Genuk Semarang yang sudah tidak banjir.
Sumber :
  • TJ Sutrisno

SemarangBanjir di sejumlah titik di Kota Semarang sudah surut. Termasuk wilayah Kecamatan Genuk yang selama beberapa hari sebelumnya masih terendam banjir.

Wapres Gibran Cek Ujicoba Makan Bergizi Gratis di SMKN 7 Semarang, Ini Lauknya

Genangan di Genuk tinggal menyisakan wilayah Trimulyo, Kecamatan Genuk yang menjadi penanganan prioritas Pemerintah Kota Semarang.

“Alhamdulillah saat ini kondisi di Genuk sudah kering. Baik di Gebanganom,  Terboyo Wetan, Muktiharjo Lor, Gebanganom, Gebangsari. Ini tinggal Trimulyo saja. Aktivitas warga pun sudah kembali normal," kata Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita, Rabu (20/3/24).

Antisipasi Banjir, Pemkot Semarang Intens Keruk Sedimen Sungai

Mbak Ita sudah menggundang lurah se-Kecamatan Genuk, Camat Genuk, dan DPU untuk mengatur strategi, salah satunya meletakkan pompa mobile di Trimulyo.

Ia telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait agar penanganan banjir di Trimulyo lebih dimaksimalkan. Beberapa pompa portable juga sudah dikirim untuk mengendalikan banjir di Trimulyo.

Rob dan Banjir Bikin Pemkot Semarang Tanam Pohon di Area Sheet Pile Tambakmulyo

"Saya putuskan tambah mobile pompa dua, dan airnya dialirka ke Kali Babon. Saya minta tambah lagi mobile pompa untuk segera mempercepat penyurutan,” lanjutnya.

Saat ini pihaknya masih merencanakan anggaran untuk menangani peristiwa pascabanjir. Termasuk memberikan bantuan-bantuan yang diperlukan warga terdampak banjir.

"Saya belum ngitung ya, karena kalau kita bicara penanganan banjir kan merambah perbaikan infrastruktur dan lainnya. Saat kemarin kita lebih banyak ke dukungan logistik, jadi lebih ke bantuan bahan mentah dan pemberian nasi bungkus untuk warga terdampak. Ini memang sedang kita inventarisir. Saat ini memang masih ada posko banjir, dan saya sudah minta semua direkap dan diadministrasikan,” jelasnya.

Ia meminta kepada Diskominfo untuk membuat rekap laporan terkait wilayah mana saja yang terdampak banjir. Nantinya, informasi itu akan menjadi bahan evaluasi penanganan banjir ke depan.

“Dibuatkan sistem satu data. Tidak hanya untuk banjir saja, tetapi juga potensi ancaman longsor juga. Kemudian jalan yang rusak, rumah yang rusak. Kalau bisa by-data kan bisa langsung diforward dan disalurkan," kata Mbak Ita.(TJ)