Lima Sekolah Semarang Perkuat Ketangguhan Iklim dengan Program OASIS Schoolyard
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Menghadapi tantangan perubahan iklim yang mendesak seperti rob dan kenaikan suhu, lima sekolah di Semarang mempercepat upaya ketangguhan melalui Program OASIS Schoolyard.
Kolaborasi antara PT. Global Dairi Alami (MilkLife), Resilient Cities Network (R-Cities), dan Pemerintah Kota Semarang ini bertujuan menjadikan lingkungan sekolah sebagai "oase perkotaan" yang menyediakan ruang sehat dan aman bagi anak. Juga memfasilitasi pembelajaran perubahan iklim yang menyenangkan, serta membangun budaya berkelanjutan di seluruh komunitas sekolah.
OASIS Schoolyard Semarang Project Leader Felicia Hanitio mengatakan kegiatan tersebut bertujuan menjadikan lingkungan sekolah sebagai oase perkotaan yang menyediakan ruang sehat dan aman bagi anak, memfasilitasi pembelajaran perubahan iklim yang menyenangkan serta membangun budaya berkelanjutan di seluruh komunitas sekolah.
Felicia menjelaskan, program tersebut menjadi esensial karena Semarang menghadapi tantangan perubahan iklim yang serius seperti penurunan permukaan tanah tertinggi kedua di dunia hingga delapan sentimeter per tahun. Selain itu, suhu rerata kota di dunia meningkat 5-7°C dalam tiga tahun terakhir dan menjadikannya salah satu kota terpanas di Indonesia.
“Program OASIS Schoolyard selaras dengan prioritas strategis yang dilaksanakan oleh Pemkot Semarang, di antaranya meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau dan bagaimana memperkuat edukasi serta keterlibatan masyarakat khususnya di fasilitas pendidikan,” kata Felicia.
Hal itu diamini Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang M. Luthfi Nugroho.
Menurutnya, pertanian perkotaan atau urban farming adalah salah satu inisiatif yang didorong, sehingga ruang terbuka hijau ini selain memiliki fungsi ekologis dan estetis, juga memiliki fungsi sosiologis dan ekonomis.
"Ini adalah bagian penting dalam mewujudkan visi kota tangguh, kota yang mampu beradaptasi dan bangkit dari tantangan perubahan iklim,";kata Luthfi yang juga Chief Resilience Officer itu, saat pembukaan dan pelatihan Program OASIS Schoolyard di SD Marsudirini Gedangan Kota Semarang, Senin (23/9/24).
Lima sekolah yang terpilih, yaitu SD 01 Gebangsari, SDN Kaligawe, SD Marsudirini Gedangan, MI Darul Ulum Ngaliyan, dan MI Mirfaul Ulum. Semua akan menjalankan program selama enam bulan, dari September 2024 hingga Februari 2025.
Program ini mencakup asesmen iklim dan pengetahuan sekolah, pelatihan serta pendampingan implementasi pendidikan perubahan iklim yang kontekstual, dan perancangan area luar sekolah melalui design sprint yang melibatkan seluruh warga sekolah.
Pelatihan yang diberikan diharapkan juga dapat membantu sekolah terpilih untuk meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata, program Kementerian Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk membentuk komunitas sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
"Kami bangga mendukung Program OASIS Schoolyard karena sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan generasi mendatang," ujar Soegiono, Direksi Marketing PT. Global Dairi Alami.
Program ini menjadi esensial karena Semarang menghadapi tantangan perubahan iklim yang serius, seperti penurunan permukaan tanah tertinggi kedua1 di dunia hingga 8 cm per tahun2, akibat pengambilan air tanah dan pembangunan pesat. Selain itu, suhu rata-rata kota di dunia meningkat 5-7ÂC3 dalam tiga tahun terakhir, menjadikannya salah satu kota terpanas di Indonesia.
Banjir bandang yang dipicu cuaca ekstrem telah mempengaruhi banyak sekolah, termasuk kejadian pada Maret 2024 yang berdampak pada 1294 sekolah di Semarang. Dampaknya meliputi penutupan sementara, peralihan ke pembelajaran daring, kerusakan fasilitas, dan meningkatnya penyakit seperti demam berdarah dan kolera.
"Kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan menjadi kunci dalam memperkuat ketangguhan iklim Semarang dan menghubungkan upaya lokal dengan gerakan global. Kota Semarang adalah salah satu dari dua kota anggota R-Cities di Indonesia dan telah menjadi mitra baik kami selama lebih dari satu dekade. Kami telah merintis berbagai inisiatif bersama, termasuk strategi Semarang Tangguh di 2016, dan yang terbaru adalah program OASIS Schoolyard," ungkap Lina Liakou selaku Global Director Engagement & Practices Resilient Cities Network.
Program OASIS Schoolyard pertama kali diluncurkan di Paris pada 2023 di 10 sekolah dan kini telah diterapkan oleh 130 sekolah di Paris. Saat ini, inisiatif tersebut sedang diadaptasi di Asia, khususnya di Semarang dan Kota Quezon, Filipina. "Kami berharap praktik baik dari program pilot ini dapat mengimbas ke daerah-daerah sekitarnya dan menginspirasi kota-kota global lainnya yang juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang serupa," tambah Liakou.
Resilient Cities Network adalah jaringan ketahanan perkotaan terkemuka di dunia. R-Cities menyatukan pengetahuan, praktik, kemitraan, dan pendanaan global untuk memberdayakan anggotanya dalam membangun kota yang aman dan adil untuk semua.
Pendekatan unik yang dipimpin oleh kota yaitu memastikan kota menggerakkan agenda untuk memberi manfaat bagi komunitas yang mereka layani. Hal ini sudah berjalan pada lebih dari 100 kota di seluruh dunia, Resilient Cities Network mendukung proyek-proyek dan solusi-solusi di lapangan untuk membangun kota-kota yang berketahanan iklim, mengelilingi dan adil, serta memfasilitasi koneksi dan pertukaran informasi antara masyarakat dan para pemimpin lokal.(TJ)