Dispertanikap Kab. Semarang Jemput Bola, Tanamkan Cinta Pertanian ke Generasi Muda Lewat Sekolah
Viva Semarang – Regenerasi petani menjadi pekerjaan rumah serius bagi dunia pertanian. Data mencatat, 78,6 persen petani di Kabupaten Semarang kini berusia di atas 45 tahun, sementara petani milenial hanya tersisa 11,8 persen dan terus menurun sekitar 1 persen tiap tahunnya.
Melihat tren tersebut, Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) melakukan terobosan baru. Mereka mendatangi langsung sekolah-sekolah untuk mengenalkan dunia pertanian sejak dini.
Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, menegaskan bahwa langkah ini dilakukan agar anak-anak tumbuh dengan minat terhadap sektor pertanian. “Pertanian itu salah satu kunci kedaulatan negara. Karena itu, kita lakukan pendekatan ke anak-anak SD, untuk membidik lahirnya petani muda,” ujarnya usai kegiatan penyuluhan.
Sepanjang September, sebanyak 38 sekolah di Kabupaten Semarang menjadi lokasi penyuluhan. Tak tanggung-tanggung, 112 penyuluh pertanian diturunkan, lengkap dengan sekitar 500 bibit tanaman di setiap sekolah, mulai dari terong ungu hingga cabai rawit.
Tidak hanya berhenti di tingkat SD, program ini nantinya juga akan merambah SMP dengan metode yang lebih sesuai. Dispertanikap pun sudah menggandeng Dinas Pendidikan untuk memperluas jangkauan kegiatan.
Salah satu sekolah yang terlibat adalah SDN 1 Beji, Ungaran Timur. Kepala sekolah, Retno Ristiani, menyambut positif kegiatan ini. Sebanyak 154 siswanya ikut belajar menanam bersama penyuluh. Menurutnya, antusiasme siswa sangat tinggi karena kegiatan bertani ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menjadi bagian dari pembelajaran kokurikuler lintas mata pelajaran.
“Pendekatan deep learning yang kami lakukan mengambil dimensi lulusan untuk kolaborasi, bernalar kritis, dan kewargaan. Poin pentingnya ada di pendidikan lingkungan. Jadi, selain belajar bertani, anak-anak juga belajar membangun karakter peduli pada lingkungan,” ungkap Retno.
Melalui program ini, Dispertanikap berharap benih kecintaan terhadap pertanian bisa tumbuh sejak dini, hingga kelak generasi muda tidak hanya mengenal teknologi, tapi juga mencintai tanahnya sendiri.