Kurangi Pengangguran, Baznas Gelar Pelatihan Menjahit Gratis Bagi Masyarakat

Baznas Buka Pelatihan Menjahit Bagi 80 Orang
Sumber :

Semarang – Angka pengangguran di kabupaten Semarang saat ini masih menyentuh 4,05 persen di tahun 2024, catatan ini menurun sebesar 0,76 dari tahun lalu. Meski mengalami penurunan, namun persentase ini masih cukup tinggi dikarenakan banyak tenaga kerja yang belum memenuhi keshlian yang dibutuhkan perusahaan.

Dengan Aplikasi QRIS, Bisa Nikmati Kuliner Bersama Keluarga dengan Rasa Aman dan Nyaman


Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengadakan pelatihan menjahit gratis bagi masyarakat dan sebanyak 80 orang mengikuti pelatihan tersebut selama 18 hari.

Pelatihan digelar di Balai Latihan Kerja (BLK) Kampung Indonesia Peduli, Jalan Soekarno-Hatta, Randugunting, Kecamatan Bergas. Semua peralatan yang digunakan merupakan standart pabrik dengan mentor berpengalaman, dan peserta pelatihan akan mendapatkan sertifikasi jika mampu menyelesaikan program yang diberikan.

Ketua Baznas Jateng, KH Ahmad Darodji mengatakan, pihaknya berupaya memberikan kesempatan bagi mustahik (sebutan untuk orang yang menerima zakat) agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

“ Komitmen kami juga untuk mengurangi pengangguran dan angka kemiskinan, pemerintah harus dibantu.
Harapannya peserta pelatihan tidak hanya menjadi penerima terus, mustahik, namun juga muzaki (sebutan pemberi zakat),” jelas KH Ahmad Darodji saat dijumpai di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur.

Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menanggapi bahwa pihaknya melalui Dinas Tenaga Kerja siap untuk menyalurkan para peserta pelatihan itu nantinya ke sejumlah perusahaan yang membutuhkan pekerja. Ia juga mengatakan Pemerintah Kabupaten Semarang juga rutin mengadakan pelatihan kepada calon tenaga kerja setiap tahunnya.

“ Tentu program yang digelar Baznas ini cukup bermanfaat bagi kami. Selain itu kami juga ada program pelatihan menjahit  setiap tahunnya. Kami melatih 1.000 orang dan sebagian besar sudah kami salurkan ke industri garmen. Selain menjadi pekerja, kami latih warga untuk berwirausaha dengan skill, misalnya servis ponsel, servis motor, pertukangan dan lain sebagainya,” ujar Ngesti.

Ditambahkan Ngesti, saat ini terdapat 52 perusahaan garmen di wilayah Kabupaten Semarang, sehingga hal ini bisa membuka lapangan kerja yang besar.

" Tentunya kemampuan harus menunjang sehingga apa yang diperlukan perusahaan bisa terpenuhi. Dan program pelatihan kerja ini sangat baik," imbuhnya.

Sementara itu Dewi, seorang peserta pelatihan menjahit gratis, mengaku bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya.

" Saya pumya keinginan untuk bekerja di perusahaan garment. Kalau kemarin saya masih mender karena tidak punya kemampuan menjahit. Tapi setelah mengikuti pelatihan ini saya mantab untuk mendaftar kerja," kata Dewi.

Dewi menceritakan bahwa saat awal mengikuti pelatihan ini, Ia sama sekali tidak bisa menjahit. Dan kurang paham mengenai alat alat yang digunakan.

" Saya mulai dari nol. Dan sekarang sudah dapat membuat produk meski masih sederhana seperti tas tote. Saya yakin dengan dibantu mentor pasti akan banyak ilmu yang saya dapatkan. Dan banyak yang bisa saya kembangkan lagi dari kerapihan dan juga kecepatan menjahit,” tambahnya.