Temui Aksi Mahasiswa, Agustina Siap Selesaikan 9 PR Kota Semarang
- Dok
Viva Semarang – Puluhan mahasiswa Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang menggelar aksi damai di Balai kota Semarang, Selasa (8/7). Mereka meminta Agustina, Wali Kota Semarang dan jajarannya untuk segera menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) Kota Semarang.
Para mahasiswa menyoroti 9 PR yang harus segera ditangani pemerintah kota. Satu di antaranya yakni PR mengenai banjir di Ibu Kota Jawa Tengah yang tak kunjung mendapatkan solusi.
Ketua BEM Unissula Kota Semarang, Gani menyebut aksi damai mahasiswa ini untuk mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bahwa masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang belum terselesaikan.
"Ada beberapa poin. Yang paling urgen adalah banjir, permasalahan kreak-kreak. Kemudian, ada juga permasalahan sampah dan lingkungan hidup yang menjadi konsen utama dari Pemkot Semarang," kata Gani.
Gani mengaku puas atas jawaban Agustina. Pihaknya akan mengawal aspirasi tersebut agar bisa terealisasi. "Sebagai mahasiswa, kami telah membuat kajian. Dari kajian ini kami rangkum dan serahkan aspirasi ini kepada pemerintah kota agar segera ada tindak lanjut agar permasalahan tidak semakin meluas," terangnya.
Dirinya berharap PR tersebut bisa terselesaikan agar Semarang bisa memiliki identitas yang bisa dibanggakan serta bisa bersaing dengan kota metropolitan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sementara itu, Agustina mengakui jika masih banyak PR Kota Semarang yang belum terealisasi. "PR Semarang masih banyak, yang pertama soal banjir. Saya paham Unissula ini pasti menjadi terdampak pertama dari banjir di wilayah Timur yang belum selesai," kata Agustina.
Menurut Agustina, pembangunan sheetpile digadang bisa menjadi salah satu solusi persoalan banjir di wilayah timur Semarang. Namun, karena pergantian kepemimpinan pusat 2025 ini sempat berhenti.
Meski demikian, ia menjamin dalam waktu dekat proyek sheet pile tersebut akan berlanjut dan mampu mengatasi persoalan rob dan banjir di wilayah timur Semarang.
Tak hanya sheet pile, nantinya akan dibangun pula kolam retensi yang merupakan bagian dari proyek nasional Tol laut Semarang - Demak. Saat ini, progresnya masih dalam tahap pembebasan lahan.
"Waktu rapat koordinasi dengan Gubernur dan Komisi 5 DPR RI, kami menuntut wilayah-wilayah yang banjir ini dibuat cekdam. Cekdam bisa dibangun antara Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kendal. Hal ini supaya air yang datang dari atas, dari sungai bisa masuk cekdam dan ada warning system," papar Agustina.
Dengan -warning system ¥itu, lanjut dia, maka pemerintah bisa melakukan mitigasi bencana dengan meminta warga mengungsi dan mengevakuasi.
Selain persoalan banjir, menurut Agustina, permasalahan kreak juga masih menjadi PR di Kota Semarang.
"Persoalan kreak, saat ini supporting sistem sedang disusun sedemikian rupa dalam rapat dengan teman-teman DPRD. Saat ini mulai proses pembahasan perubahan anggaran," papar dia.
Untuk persoalan lingkungan hidup, Agustina terus melakukan intervensi baik dalam pengolahan sampah, penghijauan dan pencegahan polusi udara.
"Kemudian untuk persoalan sampah, minggu depan kami akan memutuskan Perwal baru penanganan sampah yang nanti pertanggungjawabannya ada di kecamatan. Dari kecamatan ke kelurahan sehingga tidak ada yang tercecer ketinggalan," imbuhnya.