Hati-Hati, Gunung Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas Wedus Gembel Senin Malam Tadi

Awan panas Gunung Merapi Jateng DIY.
Sumber :
  • BPPTKG

Viva Semarang – Dari perkembangan aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan telah terjadi luncuran awan panas sebanyak dua kali pada Senin malam, 9 September 2024.

Brebes dan Banyumas Punya Pj Bupati Baru, Nana Sudjana Minta Sukseskan Pilkada

Awan panas atau juga dikenal dengan istilah wedus gembel itu meluncur ke arah barat daya dengan jarak maksimal 1.500 meter.

"Terjadi dan teramati 2 kali awan panas guguran ke arah barat daya (Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter," demikian informasi di akun BPPTKG Yogyakarta yang diunggah 10 September 2024 pagi WIB.

Mantap, Pemprov Jateng Dapat Dana Insentif Fiskal Rp5,6 Miliar Karena Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem

Luncuran awas panas yang paling terkini terjadi pada 9 September 2024 pukul 20.31 WIB dengan durasi selama 155,4 detik.Selain awan panas, Gunung Merapi pada kurun waktu 9 September 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB, juga terjadi 22 kali guguran lava ke arah Barat Daya ( Kali Bebeng ) dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter.

Untuk kegempaan, terjadi gempa guguran sebanyak 137 kali, dengan amplitudo 3-37 mm, berdurasi : 24.4-205.12 detik.

Geger GP Ansor Jateng Diambil Alih Pusat, Pengurus Merasa Didzolimi dan Lapor PBNU

BPPTKG melalui petugas penyusun laporan Tri Mujiyanta, telah membuat sejumlah rekomendasi terkait aktivitas Gunung Merapi sampai saat ini. 

Pertama, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer. Kemudian Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Yang kedua, data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Ketiga, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar juga mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi, serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.(TJ)