Geliat Wisata Kampung Berseri Astra Desa Sembungan Dieng yang Indah dan Mengagumkan

Paket wisata di KBA Desa Sembungan Wonosobo.
Sumber :

Viva Semarang – Berada di Desa Sembungan Wonosobo, waktu serasa berjalan begitu cepat. Keindahan desa yang berada di dataran tinggi Dieng ini membuat banyak orang enggan beranjak dan ingin terus berlama-lama.

Kampung Berseri Astra Bawa Dusun Tanon Mendunia Lewat Seni Tari Tradisional

Ya, Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, bagai kepingan surga yang jatuh ke bumi. Pesona alamnya luar biasa indah. Perpaduan bukit dan telaga, ditambah hamparan kabut yang menyelimuti benar-benar mengagumkan.

Sekretaris Desa Sembungan, Mutrochah menceritakan kepada Viva Semarang, betapa potensi wisata alam Desa Sembungan begitu besar.

Wisata dan Kopi di Desa Muncar Makin Moncer dengan Program Desa Sejahtera Astra

"Jadi Desa Sembungan ini punya potensi wisata alam yang luar biasa sekali. Dalam satu desa itu punya beberapa destinasi. Antara lain Bukit Sikunir, Telaga Cebong, Curug Sikarim, dan Gunung Pakuwojo. Dan kini kita kembangkan dengan paket-paket wisata menarik," jelas Mutrochah kepada Viva, Minggu (10/11/24).

Sadar punya potensi alam yang indah, maka perangkat desa dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sembungan pun bergerak untuk memoles desa mereka menjadi destinasi wisata unggulan. Apalagi kemudian Desa Sembungan terkenal dengan julukan Desa teritinggi di Pulau Jawa. Maka banyak wisatawan yang datang ke sini.

Berkat Program Kampung Berseri Astra, Desa Sidowarno Klaten Jadi Desa Wisata Wayang yang Mendunia

KBA Desa Sembungan di Dieng Wonosobo.

Photo :
  • TJ Sutrisno / Viva

Hingga pada suatu momen, Desa Sembungan ambil bagian dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia di tahun 2022. Desa Sembungan masuk 50 besar bersaing dengan desa-desa wisata lain di seluruh Indonesia.

"Setelah melalui seleksi ketat, Desa Wisata Sembungan sukses menjadi yang terbaik untuk kategori rintisan," ungkap Mutrochah.

Torehan ini membuat Desa Sembungan dilirik perusahaan besar Astra International yang punya program CSR Kampung Berseri Astra (KBA).

Maka di tahun 2023, Desa Sembungan masuk dalam program Tunas KBA sebagai rintisan menuju ke Kampung Berseri Astra.

"Jadi kita mengirimkan 5 orang delegasi ya, yang disebut local champion. Mereka mendapat pelatihan intensif dari Astra lewat online," jelas Mutrochah.

Pelatihan dari Astra itu, lanjutnya, mencakup 4 pilar. Yaitu pilar kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan.

Setelah seleksi, mengikuti zoom, mengisi beberapa syarat-syarat ketentuan dari Astra, maka Desa Sembungan lolos dan resmi menjadi Kampung Berseri Astra.

"Kegiatan di desa wisata kami memang diupayakan maksimal dan terorganisir, sehingga Astra tertarik membina desa kami agar lebih maksimal lagi," kata Mutrochah.

Selain itu, lanjutnya, juga penguatan di bidang yang disebut 4 pilar. Yaitu pilar pendidikan, pilar lingkungan, pilar wirausaha, dan pilar kesehatan. Itu juga menjadi bagian dari pendampingan Astra di Desa Sembungan.

"Astra itu memberikan pelatihan kepada kader Desa Sembungan di 4 pilar. Untuk kesehatan dilatih bagaimana menanggulangi stunting, meski via online tapi langsung sama dokter. Di bidang lingkungan mendapat pelatihan bagaimana menjadi desa siaga bencana, bagaimana memproses jadi desa proklim, penanaman pohon, dan lain-lain, dengan narasumber yang handal," cerita Mutrochah.

Untuk pendidikan, ada program literasi Sembungan Membaca yang disambut cukup antusias. Perpustakaan Desa Sembungan menjalin bekerjasama dengan institusi pendidikan seperti SD, MI, TK.

"Kita bekerjasama bidang literasi desa, bagaimana anak-anak bisa menumbuhkan jiwa literasinya itu sejak awal," ujarnya.

Untuk kewirausahaan, pelatihan dari Astra difokuskan pada sektor usaha wisata. Tentang bagaimana cara membuat paket wisata yang baik menyesuaikan potensi yang ada di Desa Sembungan.

"Dari situlah kemudian kader-kader kami bisa mandiri, dan pekerjaan utamanya kini benar-benar di wisata. Dan bisa dikatakan bahwa seluruh warga Desa Sembungan sekarang tidak ada yang menganggur," ungkap Mutrochah dengan nada berbinar.

Ia menyebutkan sejumlah daya tarik wisata di Desa Sembungan. Desa ini berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, dengan ketinggian 2.306 meter dari permukaan laut. Udaranya sejuk dan dingin di malam hari. Bahkan pada musim kemarau, embunnya bisa membeku jadi es pada tengah malam menjelang pagi. Daun dan padang rumput berubah warna menjadi keputihan karena embun es tadi.

Untuk menuju ke sini, dari Wonosobo melewati jalan utama menuju ke Dataran Tinggi Dieng. Dari situ akan ada petunjuk menuju Desa Sembungan. Jalannya sudah beraspal dan sebagian dibeton.

Memasuki pemukiman, ada gerbang Sembungan Village, Desa Tertinggi Di Pulau Jawa. Inilah yang menjadi landmark Desa Sembungan.

Mutrochah menambahkan, masuknya Astra sebagai pendamping di KBA Desa Sembungan, benar-benar menjadi daya ungkit yang luar biasa bagi kemajuan wisata di sini.

"Pelatihan-pelatihan tentang membuat paket wisata salah satunya. Dengan semakin banyak paket yang ditawarkan, semakin banyak wisatawan yang datang ke Desa Sembungan," tutur Mutrochah.

Paket yang sudah berjalan antara lain adalah paket jeep tour, paket mendaki Bukit Sikunir, paket camping ground di tepi Telaga Cebong, paket menginap di homestay, serta paket pendakian Gunung Pakuwojo.

"Sejak menjadi Kampung Berseri Astra, potensi di Desa Sembungan semakin tergali. Sekarang paket dan destinasi wisata di desa makin bertambah. Yang terbaru ada Lembah Sikunir yang melengkapi wisata sebelumnya yaitu Bukit Sikunir. Sekarang setiap Sabtu Minggu itu pengunjung sampai 4 ribu orang per hari. Dari sisi tiketing ini jelas meningkat banyak dari sebelumnya," jelas Mutrochah lagi.

Lapangan kerja di Desa Sembungan pun sangat terjaga. Bahkan saat ini Desa Sembungan membutuhkan tambahan tenaga kerja karena semua warga Sembungan tidak ada yang menganggur.

"Semuanya bekerja. Yang muda-muda banyak yang menjadi pemandu wisata, pengantar turis, petugas loket, petugas parkir, membuka kedai kuliner, usaha jeep tour, membuka homestay, dan lain-lain," ungkapnya.

Keindahan Telaga Cebong di KBA Desa Sembungan Wonosobo.

Photo :
  • TJ Sutrisno / Viva

Banyaknya destinasi di Desa Sembungan membuat wisatawan pun punya banyak pilihan. Baik saat keliling secara privat, maupun mengikuti paket tour.

"Menarik ya, apalagi kalau ikut paket tour. Semuanya cekatan dan sangat paham sehingga kami sebagai wisatawan mendapatkan informasi lebih, pelayanan yang ramah dan menyenangkan karena ternyata punya selera humor yang tinggi juga, menghibur lah. Yang pasti alamnya di sini keren," cerita Danny, wisatawan asal Semarang yang pernah mengikuti paket tour ke Curug Sikarim Desa Sembungan.

Pelaku usaha wisata di Dieng juga ikut merasakan dampak dari geliat wisata di Desa Sembungan. Salah satunya adalah Eko, tour leader sekaligus pengelola jeep wisata. Dari banyaknya wisatawan yang datang baik di Desa Sembungan maupun di Dieng pada umumnya, persewaan jeep wisata jadi laris. Pada masa libur panjang, seluruh jeep yang ada di sana habis dipesan.

"Ada ratusan jeep yang beroperasi di Dieng, dan sebagian juga ada di Desa Sembungan. Hampir semua jalan kalau pas hari libur. Hari biasa pun juga sebagian jalan. Apalagi destinasinya kan bervariasi, sehingga pilihannya leluasa," jelasnya.

Tugas Desa Sembungan sekarang ini adalah terus menjaga konsistensi pengelolaan wisata. Sekdes Sembungan Mutrochah mengungkapkan, manajemen sumber saya manusia sangat penting untuk konsistensi pengelolaan.

"Untuk Kampung Berseri Astra misalnya, manajemen kader yang dibina ini kan juga harus membagi waktu dengan pekerjaan sehari-hari. Dengan manajemen yang baik maka keberlanjutan akan terus terjaga," ujarnya.

Yang pasti, pihak desa sangat berterima kasih atas pendampingan Astra lewat program Kampung Berseri Astra.

"Pasti, Astra sangat membantu. Terutama sumber daya manusia di desa kami semakin terbuka dan terlatih dalam mengelola usaha wisata, peduli dalam hal lingkungan, paham soal kesehatan terutama mencegah stunting, serta makin pintar dengan program literasi di sektor pendidikan," kata Mutrochah.(Teguh Joko Sutrisno/Viva)