Ramai Pemasangan Stairlift di Borobudur, Walubi Jateng: Tak Keberatan Asal Tak Merusak Candi
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah (Jateng), Tanto Harsono, menyampaikan pandangan organisasinya terkait rencana pemasangan stairlift di Candi Borobudur.
Walubi, kata Tanto, tidak keberatan dengan inisiatif tersebut, setelah mendapat penjelasan dan keyakinan dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) selaku pengelola. Disebutkan bahwa pemasangan alat bantu tersebut tidak akan berdampak negatif pada konstruksi bangunan candi.
"Dalam konferensi pers yang diadakan, Ibu Maya (Watono), Direktur Utama InJourney, telah memberikan klarifikasi bahwa pemasangan stairlift ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu struktur asli candi.
Artinya, proses instalasinya tidak memerlukan pengeboran atau tindakan lain yang berpotensi merusak candi. Tidak ada penggunaan paku, sekrup, maupun aktivitas pengeboran dalam pemasangan stairlift ini," jelas Tanto saat dihubungi pada hari Selasa, 27 Mei 2025.
Dengan demikian, tambahnya, Walubi memberikan dukungan terhadap pemasangan stairlift di Candi Borobudur.
"Kita bisa melihat contoh di berbagai situs warisan dunia lainnya di berbagai negara, di mana penggunaan lift sudah menjadi hal yang umum. Selama integritas struktur candi tetap terjaga, tentu tidak ada masalah," ujarnya.
Lebih lanjut, Tanto menerangkan bahwa Candi Borobudur memiliki empat jalur tangga untuk pendakian. Rencananya, stairlift hanya akan dipasang di sisi selatan. Jadi, hanya satu sisi saja yang akan dilengkapi," ungkapnya.
Menanggapi pertanyaan mengenai potensi dampak estetika Candi Borobudur akibat pemasangan stairlift, Bapak Tanto belum dapat memberikan penilaian secara langsung.
"Rencananya, saya baru akan berkunjung pada tanggal 30 Mei 2025. Setelah melihat langsung nanti, barulah saya bisa memberikan komentar yang lebih komprehensif," tuturnya.
Terkait perbedaan pendapat di kalangan umat Buddha terkait pemasangan stairlift ini, Tanto berpendapat bahwa isu tersebut tidak terlalu mencuat. Hal ini dikarenakan adanya penjelasan teknis yang memadai, terutama mengenai jaminan tidak terganggunya struktur candi.
Menurutnya, ide pemasangan stairlift ini berasal dari InJourney yang kemudian diajukan kepada Kementerian Kebudayaan.
Tanto menegaskan bahwa pemasangan stairlift di Candi Borobudur saat ini bersifat sementara. Nantinya, setelah dilakukan evaluasi lebih lanjut, barulah akan diputuskan apakah stairlift ini akan dijadikan fasilitas permanen atau tidak.(TJ)