Produksi Sampah Kota Semarang Capai 1.000 Ton per Hari, Mbak Ita : Perlu Penanganan Dari Hulu
- TJ Sutrisno / dok
“Kami matursuwun kepada DP2K melakukan inisiasi FGD penanganan sampah ini, yang tentu ini sebagai upaya prefentif untuk mencegah agar TPA tak cepat penuh atau numpuk. Tentu harus ada penanganan-penanganan mulai dari hulu,” jelasnya.
Lebih lanjut, selain menimbulkan bau tak sedap dengan adanya penumpukan di TPA, perilaku pengelolaan sampah yang salah selama ini juga menjadi pemicu terjadinya genangan atau banjir di Kota Semarang.
Hal itu karena sampah yang dibuang ke sungai, sangat mengganggu kinerja pompa pengendali banjir. Atau setidaknya menyebabkan sumbatan dan pendangkalan di aliran sungai. Ke depan, ia berkomitmen bakal gencar melakukan sosialisasi dan upaya-upaya lainnya terkait permasalahan sampah.
“Sampah ini tidak hanya menjadi problem polusi atau tempat kotor saja, tetapi menjadi penyebab genangan atau banjir. Sehingga dengan adanya FGD bisa dicari solusi untuk penanganan sampah," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain menunggu realisasi pembangunan sampah energi listrik (PSEL) melalui sistem kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), karena ini proses panjang tidak bisa itungan bulan tapi tahun, diperlukan juga penanganan hulu dan hilir.
“Kan bisa juga sampah ini dimanfaatkan dan memberikan manfaat, seperti untuk jadi paving untuk sampah plastik, kompos, atau eco enzyme. Dengan upaya ini sebenarnya sampah bisa diolah dengan manfaat banyak sekali,” imbuhnya.(TJ)