Momen Nataru Membuat Ekonomi Jawa Tengah Triwulan IV 2024 Tumbuh
- TJ Sutrisno
Viva Semarang – Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada tanggal 5 Februari 2025 mencatat perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2024 terakselerasi dan tumbuh sebesar 4,96% (yoy). Capaian tersebut meningkat dibandingkan triwulan lalu yang tercatat sebesar 4,93% (yoy). Konsumsi RT menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi pengeluaran.
Sementara itu, Sektor Pertanian menjadi sumber pertumbuhan utama di sisi lapangan usaha. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Tw IV 2024 masih lebih rendah dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,02% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan sisi pengeluaran terutama berasal dari Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Konsumsi RT tumbuh 5,26% (yoy) sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, berada pada level optimis (>100), yaitu 135,77. Kinerja konsumsi RT antara lain didorong oleh peningkatan konsumsi pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta libur panjang. Selain itu, Konsumsi Pemerintah juga membaik dari triwulan sebelumnya meskipun masih terkontraksi. Perbaikan tersebut sejalan dengan percepatan realisasi anggaran menjelang akhir tahun.
Sementara dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan terutama berasal dari Sektor Pertanian yang tumbuh lebih baik dari triwulan sebelumnya. Kinerja Sektor Pertanian meningkat seiring dengan cuaca yang lebih terkendali di akhir tahun 2024 sehingga mendorong peningkatan produksi padi dan hortikultura. Lebih lanjut, Sektor Perdagangan pada triwulan laporan tumbuh dengan level pertumbuhan yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sektor perdagangan didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat terutama pada saat momentum HBKN Nataru. Sementara itu, sektor Industri Pengolahan tetap memberikan kontribusi yang tertinggi dibandingkan LU lainnya, dengan pangsa sebesar 33,71% meski secara pertumbuhan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, kinerja LU Jasa Keuangan mengalami kontraksi, antara lain karena perlambatan pertumbuhan kredit perbankan pada Triwulan IV 2024.
Secara keseluruhan, ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2024 tumbuh 4,95% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan 2023 yang sebesar 4,97% (yoy). Dari sisi pengeluaran, salah satu faktor yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan adalah pertumbuhan sektor industri pengolahan padat karya yang relatif terbatas sehingga berdampak pada perlambatan konsumsi rumah tangga. Namun demikian, kinerja LU Konstruksi dan Investasi meningkat, terutama didukung oleh penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan selesai di tahun 2024, seperti Jalan Tol Yogya-Bawen Seksi I, Solo-Yogya-Kulon Progo Seksi II, dan KITB Fase I.
Ke depan, ekonomi Jawa Tengah diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Pertumbuhan akan bersumber dari konsumsi rumah tangga, seiring dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi serta kenaikan gaji guru dan Aparatur Sipil Negara (ASN), baik pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI dan Polri serta pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang sudah dianggarkan dalam RAPBN 2025. Lebih lanjut, dari LU Pertanian diperkirakan cuaca di tahun 2025 relatif lebih terkendali dibandingkan tahun 2024 sehingga menurunkan potensi risiko gagal panen. Selain itu, Pemprov Jateng berkomitmen mendukung program swasembada pangan dengan penandatanganan deklarasi kesepakatan peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT), di mana target luas tanam pada 2025 mencapai 2,3 juta hektare. Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah-langkah yang lebih strategis dan sinergi kebijakan antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia, serta keterlibatan pelaku usaha dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif.(EF)