Gunung Merapi Luncurkan Lava Sejauh 1,8 Kilometer ke Kali Boyong Pada Senin Pagi

Lava guguran fi Gunung Merapi Jateng-DIY.
Sumber :
  • BPPTKG

Viva Semarang, Yogyakarta – Aktivitas Gunung Merapi pada hari ini, Senin 9 September 2024 terpantau masih terus memuntahkan lava guguran. Ini menjadi rangkaian aktivitas vulkanik yang terus terjadi sejak Merapi berstatus Siaga atau Level III. 

Menjelajah Alam: Cara Menuju Air Terjun Kedung Kayang dari Semarang

Dari data yang dirilis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta per 9 September 2024 pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terjadi 3 kali guguran lava ke arah barat daya masuk ke Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter atau 1,8 kilometer.

Sementara pada hari sebelumnya tanggal 8 September 2024 dari pukul 00.00 hingga 24.00 WIB terjadi 8 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng, juga dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter.

Basarnas Semarang Terjunkan 144 Personil Siaga di Masa Nataru

Jarak luncuran ini lebih panjang dibanding hari sebelumnya pada 7 September 2024 yang mencapai 1.500 meter atau 1,5 kilometer tapi dengan frekuensi lebih banyak hingga 24 kali dalam kurun waktu 24 jam. 

BPPTKG melalui petugas penyusun laporan Tri Mujiyanta, telah membuat sejumlah rekomendasi terkait aktivitas Gunung Merapi sampai saat ini. 

Basarnas Apel Siaga Khusus Nataru, Kerahkan Helikopter Untuk Pantauan Udara

Pertama, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer. Kemudian Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Yang kedua, data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Ketiga, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar juga mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi, serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.(TJ)