Keseruan ABK Dalam Gelar Karya Keragaman Budaya Nusantara
Semarang – Hari batik yang jatuh pada 2 Oktober 2024, diperingati dengan meriah oleh para Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan guru di SLB Negeri Ungaran, Kabupaten Semarang. Dengan mengenakan aneka baju adat serta batik berbagai motif, para siswa SLB menyuguhkan berbagai pertunjukan tarian serta fashion show kepada tamu undangan yang hadir serta para orang tua siswa.
Peringatan hari batik kali ini bersamaan dengan pameran projek Penguatan profil pelajar pancasila (P5) sehinga semua siswa dari sekolah dasar, SMP hingga SMA terlibat dalam pertunjukan karya seni dan kuliner.
Kepala SLB N Ungaran, Wiji Rahayu mengatakan kegiatan dengan tema keragaman budaya nusantara ini merupakan puncak dari P5 gelar karya project penguatan profil pelajar Pancasila.
" Ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan P5 anak anak selama kurang lebih 6 bulan, mulai dari tingkat sekolah dasar, SMP hingga SMA. Kebetulan juga bersamaan dengan peringatan Hari Batik Nasional jadi kita rangkai menjadi satu," Ujar Kepala SLB Ungaran, saat dijumpai usai kegiatan gelar karya P5. Rabu(2/10/2024).
Ditambahkan oleh Kepsek bahwa dalam kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 1 hingga 12, dan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari pentas seni hingga sajian kuliner melalui stand makanan.
Untuk tahun ini tema kita adalah keragaman budaya Nusantara, sehingga pentas seni yang ditampilkan oleh anak-anak merupakan tarian dari berbagai daerah di nusantara, lagu-lagu daerah dan juga makanan khas daerah.
" Tema ini kami ambil sebagai pengenalan kepada siswa akan adanya keberagaman di Indonesia. Bahwa kita memiliki bhineka tunggal ika, yang mengajarkan pada kita mengenai toleransi akan keberagaman kebhinekaan global," jelasnya.
Ditambahkan juga oleh Kepsek, bahwa kegiatan ini dapat terlaksana berkat dukungan luar biasa dari orang tua siswa.
" Dukungan luar biasa dari orang tua siswa dan juga sejumlah pihak yang mensponsori kegiatan ini. Harapan kami ini menjadi sesuatu yang berharga bagi anak-anak karena mengajarkan mereka bagaimana menghargai perbedaan serta mengenal budaya dari daerah lain," tambahnya.
Sementara itu, bagi para siswa kegiatan P5 dengan materi budaya nusantara ini sangat membuat mereka senang, karena bisa belajar budaya ri daerah lain.
" Kita belajar tari tor-tor kurang lebih satu minggu. Tidak ada kesulitan saat belajar maupun membawakannya," ujar vina, siswa kelas 8 SLB N Ungaran.
Hal yang sama juga disampaikan Fatimah siswa kelas 9, dimana Ia mengaku senang bisa ikut terlibat dan menari bersama teman-teman dalam pentas seni P5 di sekolah.