Pikat Wastra Nusantara Ramaikan Festival Kota Lama Semarang 2024
Viva Semarang – Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu membuka kegiatan Pikat Wastra yang merupakan rangkaian kegiatan Festival Kota Lama Semarang di Gedung Oudetrap, Kamis (12/8).
Pikat Wastra Kota Lama menghadirkan peragaan busana atau fashion show dari 8 desainer ternama Indonesia. Tak hanya itu, ada pula pameran UMKM dan IKM Fashion yang menampilkan beragam produk nusantara.
Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini menyebut, gelaran Pikat Wastra merupakan ide gagasan Anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 Samuel Wattimena.
"Ini merupakan awal permulaan untuk kiprah beliau di Dapilnya. Tentu hal ini jadi salah satu keunggulan mas Samuel, karena beliau ini kan desainer sehingga harapannya bisa terus memberikan pendampingan pada UMKM," ujar Mbak Ita.
Pikat Wastra Nusantara, menurut dia, melibatkan banyak pelaku UMKM dan IKM untuk bersama-sama menyemarakkan wisata du ajang Festival Kota Lama Semarang.
"Ini satu permulaan untuk bagaimana UMKM di Kota Semarang dan IKM bisa melesat menjadi UMKM naik kelas," terang Mbak Ita.
Dirinya mengakui masih ada PR (Pekerjaan Rumah, Red) yang harus dilakukan untuk menjadikan Kota Semarang sebagai kota yang terkenal akan fashionnya.
"Dulu di tahun 2015 kan Kota Semarang sudah dicanangkan sebagai Kota fashion. Namun tidak berkembang karena terkendala Covid. Harapannya tidak hanya ada Jakarta Fashion week atau Bandung Fashion Week tapi juga Semarang Fashion Week," imbuhnya.
Desainer Indonesia, Samuel Wattimena menyebut jika fashion ini adalah bagian dari kehidupan keseharian masyarakat.
"Karena itu saya bikin pameran kecil mengenai fashion dengan bahan ramah lingkungan terbuat dari sisa kain dan warna alam. Jadi dengan baju dari bahan sisa dan pewarna alam atau dia bahan alam yang diolah. Kita lakukan Upcycle dan recycle," ujar Samuel.
Di era gempuran berbagai produk asing, Samuel meminta pelaku fashion ikut mensosialisasikan dan memperkenalkan budaya Indonesia melalui fashion show.
"Praktis anak muda sangat tahu fashionnya Korea, tapi apakah tahu Batik dari Bantul, Batik dari Kendal. Mayoritas gak tahu dan bukan salah mereka. Kenapa bukan salah mereka, karena kita orang-orang fashion juga tidak mensosialisasikannya ke mereka. Oleh karena itu ini jadi pekerjaan bersama-sama untuk memperkenalkan secara singkat di sini," terangnya.(EF)