Wujudkan Pembangunan Inklusif, Agustina Wali Kota Semarang Buka Dialog Bersama BEM Undip
- Dok
"Organisasi bukan sekadar rapat dan proposal, tapi jalan panjang yang penuh ketekunan dan ketabahan," ungkapnya.
Ia ingin memastikan bahwa kebijakan kota ke depan benar-benar menjawab kebutuhan pemuda, termasuk mahasiswa. Ia menegaskan pentingnya kepemimpinan yang bukan hanya hadir, tetapi membentuk arah dan menciptakan perubahan.
Pemkot Semarang juga telah membuka ruang-ruang partisipasi melalui Musrenbang pemuda, Musrenbang disabilitas, Musrenbang perempuan, dan Musrenbang pariwisata sebagai bentuk komitmen mewujudkan pembangunan yang inklusif.
Dalam forum ini, mahasiswa menyampaikan banyak masukan, termasuk pengembangan budaya dan pariwisata.
Agustina menanggapi dengan komitmen mengembalikan kegiatan yang mengangkat narasi budaya lokal.
“Budaya adalah titik penting yang harus dikedepankan, harus ada simbol budaya apa yang kita angkat dan dikomunikasikan. Seperti dalam film Korea, kita juga harus serius mengangkat budaya secara detil dan terstruktur,” ujarnya.
Mahasiswa FIB, Randy ikut menyoroti minimnya transportasi publik ke wilayah Tembalang. Menjawab itu, Wali Kota menyampaikan bahwa keterbatasan armada menjadi kendala utama.